Udah hampir 4 bulan gue tertanam di sebuah komunitas baru. Sejujurnya rasanya beda banget seperti yang gue rasakan jaman dulu gue ngampus. Kalo dulu basicnya adalah anak-anak perantauan yang berkumpul menjadi 1 dan berbagi suka duka bersama haha. Gue tau tiap member punya background yang berbeda tapi karena sama-sama anak luar kota dan tinggal di kosan, somehow ga keliatan banget gitu status sosial masing-masing. Jadi mau ada milyaran di rekening juga tetep aja ke gereja naik angkot bareng, pulang makan di tenda racun dan cari duit bareng jualan baju bekas pagi-pagi di pasar tradisional (buat acara komunitas maksudnya).
Nah kalo yang sekarang itu... rasanya beda banget. Pertama kali dateng ternyata tempatnya mevvah sekali. Belum lagi tiap kali nyampe, kadang suka ada yang nanya 1 dengan yang lain "Parkir di mana?" wkwk ga ada gitu yang nanya "Tadi gampang ga dapet ojeknya?" HAHAHAHAHA. Trus mau fellowship juga asal jebret aja makan dimana gitu yang jauh dan mehong. Rasanya beda banget. Status sosial juga keliatan banget gitu antara 1 dengan yang lain.*
Satu waktu gue merasa berat sekali mau dateng di komunitas karena merasa 'I'm not supposed to be there' hahaha. Meski memang value-nya 'come as you are' tapi tetep karena tau bahwa gue dan yang lain berada di status sosial yang berbeda rasanya ya ga enak aja gitu. Kadang merasa unworthy, kadang merasa 'kepedean/sok asik' padahal tau memang beda. Kadang merasa salah tempat.
Tapi tiba-tiba gue kepikiran ini:
Kalo aja di dunia ini kita bisa merasa ga layak semeja bareng dengan orang-orang yang berbeda status sosial dan ekonomi, gimana nanti?
..
..
Gimana dengan fakta bahwa ada Tuhan yang menciptakan segalanya dan memiliki segalanya?
Gimana dengan fakta bahwa ada Tuhan dengan bumi sebagai pijakan kakiNya dan langit sebagai tahtaNya?
Gimana dengan fakta bahwa ada Tuhan yang memiliki surga dengan jalan yang terbuat dari emas?
Gimana dengan fakta bahwa Tuhan adalah Kudus, Benar dan Adil.. sementara kita adalah manusia yang jahat, kotor, dan penuh dengan dosa?
Akankah kita bisa melihatNya? Bertemu duduk semeja bersama?
Akankah kita sanggup untuk bisa hidup bersamaNya dalam kekekalan?
Akankah kita mampu berdiri di hadapan TahtaNya? Di hadapan para malaikatNya?
Di dalam atmosfer yang penuh dengan kemuliaan, kekudusan dan kebenaranNya?
Untuk bisa berdiri di atas jalan yang terbuat dari emas saja rasanya gue ga sanggup.
Lebih lagi dengan apa yang gue tulis sebelumnya.
I am not worthy.
I am a sinful man.
I am dirty.
I am full of wickedness.
I am evil.
I had committed many offenses before God.
Ga ada seujung kuku-pun gue sanggup untuk berdiri dan memandang Tuhan.
BUT.. GOD..
But God demonstrates His own love toward us, in that while we were still sinners, Christ died for us. (Romans 5:8 NKJV)
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:8 TB)
BUT GOD.
Tuhan tau manusia itu sebenarnya sampah karena dosa yang melekat padanya,
Tuhan tau manusia itu ujungnya maut mau jungkir balik kek apapun juga.
Tuhan tau manusia itu ga akan pernah bisa masuk ke dalam kerajaanNya karena dosa yang membelenggunya.
TETAPI TUHAN..
Tuhan ambil inisiatif.
Tuhan turun tangan.
Tuhan yang bergerak.
Tuhan berpikir dan bertindak.
Tuhan proklamirkan kebenaranNya.
Tuhan tunjukkan keadilanNya.
Tuhan buktikan kasihNya.
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Sejak awal manusia berdosa, Tuhan sudah merancangkan hadirnya Penyelamat.
Namanya Yesus Kristus.
Sedemikian rupa dibuatNya sehingga Yesus adalah a perfect man dan a perfect God yang sanggup menjadi manusia untuk mati menanggung seluruh murka Tuhan atas dosa yang diperbuat oleh seluruh manusia di bumi ini.
Sebelum Yesus Kristus mati, Dia berkata "Sudah Selesai" yang artinya bahwa seluruh penghukuman dan kutuk atas dosa sudah ditanggung dan sudah diselesaikan di dalam tubuhNya di atas kayu salib.
Dia pun bangkit menyatakan bahwa Dia telah menang atas upah dosa -- yaitu maut.
Semua karena KasihNya pada kita.
For God so loved the world that He gave His only begotten Son, that whoever believes in Him should not perish but have everlasting life. (John 3:16 NKJV)
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16 TB)
..
Kalo bisa divisualisasikan, gue merasa seperti seorang yang terdesak di tengah lautan manusia yang berjalan menuju maut. Terdesak sedemikian rupa dan tau kalo gue tersesat dan terjatuh dan ga bisa bangkit lagi (seperti lagu ya wkwk). Dan somehow ada seseorang yang berlari ke arah gue dengan jubah kemuliaanNya yang berkibar-kibar (karena berlari) dan Dia datang menunjukkan tanganNya yang berlubang dan berkata "Semua sudah Kuselesaikan. Maukah kamu menerimaNya?" dan gue hanya bisa menangis dan mengangguk-angguk. Dia peluk gue. Dia angkat gue. Dia taruh gue di atas bahunya. Dia bawa gue berbalik dari arus yang ada, berlari mengarah pada sebuah kastil besar tempat Dia tinggal. Dia bawa gue kesana dan sampai ke depan gerbang kastil kerajaan itu, Dia turunkan gue. Dia pegang tangan gue yang gemetar melihat seluruh bangunan dan jalanan yang terbuat dari emas yang bersinar-sinar begitu cemerlangnya.
Dan Dia berkata: "Jangan takut. Akulah Aku. Immanuel."
Oh my God im crying while im writing this :"""
Jesus is the reason of all.
Jesus is the only reason that we can be accepted before God.
Jesus Christ is my Living Hope.
**
How great the chasm that lay between us
How high the mountain I could not climb
In desperation, I turned to heaven
And spoke Your name into the night
Then through the darkness, Your loving-kindness
Tore through the shadows of my soul
The work is finished, the end is written
Jesus Christ, my living hope
Who could imagine so great a mercy?
What heart could fathom such boundless grace?
The God of ages stepped down from glory
To wear my sin and bear my shame
The cross has spoken, I am forgiven
The King of kings calls me His own
Beautiful Savior, I'm Yours forever
Jesus Christ, my living hope
Hallelujah, praise the One who set me free
Hallelujah, death has lost its grip on me
You have broken every chain
There's salvation in Your name
Jesus Christ, my living hope
Then came the morning that sealed the promise
Your buried body began to breathe
Out of the silence, the Roaring Lion
Declared the grave has no claim on me
Then came the morning that sealed the promise
Your buried body began to breathe
And out of silence, the roaring Lion
Declared the grave has no claim on me
Oh Jesus, Yours is the victory, whoa!
Hallelujah, praise the One who set me free
Hallelujah, death has lost its grip on me
You have broken every chain
There's salvation in Your name
Jesus Christ, my living hope
Hallelujah, praise the One who set me free
Hallelujah, death has lost its grip on me
You have broken every chain
There's salvation in Your name
Jesus Christ, my living hope
Oh Jesus Christ, my living hope
Oh living hope
Yeah, He's our living hope
He's our living hope
Yeah, He's our living hope
And I believe it
You're my living hope
Yeah, You're my living hope
You're my living hope
Yes you are, yes you are, in many ways
In many ways
In many ways
You are, you are, you are, you are
In many ways
Hallelujah, praise the One who set me free
Hallelujah, death has lost its grip on me
You have broken every chain
There's salvation in Your name
Jesus Christ, my living hope
Oh Jesus Christ, my living hope
Songwriters: Phil Wickham / Brian Mark Johnson
Living Hope lyrics © Bethel Music Publishing
_____
*anywaaaay, im okay with this kind of community, in fact i love them! obviously ini adalah season yang baru buat gue. doakan aku yah wakakakakka..
No comments:
Post a Comment