"Kunantikan janji Allah dig'napi dalamku
Kuharapkan, yang terbaik terjadi di dalamku
Yang kutahu Dia kerjakan seturut FirmanNya
Bagi kemuliaanNya
Yang kuyakin Dia sediakan seturut kasihNya
Bagiku"
(Symphony Music)
Sore ini tiba-tiba keingetan lagu ini, setelah seharian istirahat (mendadak) di rumah sambil pantengin linimasa yang isinya beragam: dari kicauan netizen soal covid-19 hingga memes receh yang selalu berhasil mengocok perut π
Diantara sekian banyak informasi dan kicauan yang bersliweran, 1 yang sedang mengganjal di hati adalah soal pembatasan transportasi publik.
Emang sih selama ini gue udh misuh misuh juga soal gimana pemerintah meng-handle issue ini wkwk. Rasanya antara kesel, ganjel dan geregetan gitu. Tp semuanya msh belum menyentuh level geregetannya gue pas liat kebijakan baru pemprov soal transportasi publik. Kenapa? Karena kebijakan ini bakal ngena banget di gue secara personal π
Kebijakan baru soal transportasi publik itu begini:
amada akan dikurangi, headway akan diperpanjang, rute serta jumlah penumpang akan dibatasi.
Kondisi itu memaksa gue utk bangun pagi. Krn klo ga bangun pagi maka gue akan menelan pil pahit: ga akan bisa dpt bis buat ngantor.
Nah masalahnya: gue itu buruk banget dalam hal bangun pagi.
Udah sekian kali banyaknya gue bangun pagi dan selalu diikuti dengan pusing tak terhingga dan lemas tak terkira. Bahkan situasi sick leave hari ini pun karena itu. Gue bangun jam 5 pagi, siapin bekal buat di kantor then collapse. Like i didnt have any strength at all to get up again till ART dateng dan buatin gue teh manis π
Bahkan jika gue bisa bangun pagi.. still i have to face this:
Taken from twitter |
Seseorang yang gue kenal pun sempet bercuit di linimasa kalo dia sudah mengantri dari jam 5.30am dan antriannya pun sudah mengular.
OMYGOD π
Oke mungkin gue bisa menggunakan opsi kedua: lupakan bis TJ dan pakailah ojek daring.
Dan otak cuan gue berhitung dengan sedemikian rupa.. sehingga ingin gue teriakkan: TIDAAAAKKKK ππ
Berapa banyak yang harus gue spend hanya utk transport doang? Budget gue rasanya jd berantakan. Gimana nanti buat bayar listrik? Gimana utk obat bokap? Gimana nanti utk perpuluhanπ (like seriously though π€£) Belum lagi cicilan yg belum kelar dan tagihan yang masih ngeganjel π
Kepala gue makin pusing. Badan gue makin lemesπ Mulut gue pun akhirnya mengeluarkan keluhan. Nyokap dengerin sambil ngomong "iya ya dek" wkwkwk πππ
Then akhirnya gue mandi, dan keingetan lagu itu.
Beres mandi dan siap2 ke dokter, gue menyempatkan diri utk menyanyikan lagu itu.
"Yang kutahu Dia kerjakan seturut FirmanNya
Bagi kemuliaanNya
Yang kuyakin Dia sediakan seturut kasihNya
Bagiku"
Nyanyiin lagu ini somehow bikin hati tenang. Rasanya damai.
Gue percaya ini pekerjaan RK utk ngingetin: kalo Dia akan kerjakan (semua hal yang baik) seturut FirmanNya dan akan sediakan (semua hal yang gue butuhkan) seturut kasihNya bagiku.
Bahkan share temen2 cg di wa hr ini soal kasih Tuhan juga somehow 'click' sm lagu ini.
Credit by Coach Romi Keren, inspired by the Holy Spirit who speaking thru JP's sermon π |
"seturut kasihNya bagiku" sebenarnya udah oke dan udah ngena banget. Tapi kebenarannya bahkan ini: "...Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku." (Yoh 17:23 TB)
Kita dikasihi dengan level yang sama seperti Bapa di Surga mengasihi Yesus. Kebayang ga sih? Bener-bener as He is, so are we π (Bahkan di online service kmrn, pak JP bilang dia pun msh blm bisa comprehend the depth of this verse. Krn ya bener juga: it's too great to be understood by our finite mindππ)
Gue pun berdoa sejenak. Dengan kesadaran bahwa gue dikasihi dan percaya akan penyediaanNya yang sempurna. Kalo Tuhan Yesus bisa dapet coin dari ikan demi bisa bayar pajak, maka gue percaya Bapa akan menyediakan ikan-ikan yang terbaik untuk gue ambil koinnya π
He will supernaturally provide every single need that i have. Termasuk semua kekuatan dan kesehatan utk bangun pagi π
And i can sense that the peace of God came to me. Knowing deep inside that everything will be alright and all is well in Christ ππ
"Yang kutahu Dia kerjakan seturut FirmanNya
Bagi kemuliaanNya
Yang kuyakin Dia sediakan seturut kasihNya
Bagiku"
No comments:
Post a Comment